Saung Angklung Udjo Gelaran 10 Ribu Angklung di Beijing China

China (ANTARA) - Pada akhir bulan mei tahun ini perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok rencananya akan melaksanakan pagelaran konser kolosal dengan menampilkan sepuluh ribu angklung di Beijing China. 

Bondan sebagai Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT), Kamis, mengatakan bahwa rencana konser kolosal sepuluh ribu angklung ini merupakan salah satu bentuk diplomasi budaya untuk mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dengan China. "Diplomasi itu aspeknya banyak, ada antarpemerintah, antarpelaku bisnis, dan antarmasyarakat. 

Diplomasi antarmasyarakat terdiri atas bidang budaya, olahraga dan ilmu pengetahuan. Konser kolosal atraksi musik angklung ini merupakan salah satu bentuk dari diplomasi budaya," katanya. Ketua PPIT juga mengatakan bahwa rencana untuk mengadakan pagelaran konser kolosal sepuluh ribu angklung telah dimulai sejak 1 hingga 2 tahun yang lalu. "Konser yang akan mengundang perhatian banyak warga china di beijing ini rencananya akan digelar di lapangan terbuka, dan dimainkan oleh sepuluh ribu orang yang sebagian besar adalah pelajar, mahasiswa serta warga masyarakat China,". 

Di beijing china, ada pula warga negara Indonesia yang berasal dari masyarakat keturunan Tionghoa dari Kalimantan dan Surabaya, sekitar lima ratus orang yang akan bergabung dan memadati acara konser kolosal sepuluh ribu angklung tersebut. Pagelaran konser kolosal sepuluh ribu angklung juga akan dicatatkan pada Guiness Book of Records. "Sebelumnya telah ada konser kolosal 5.000 angklung yang digelar perwakilan Indonesia di USA pada tahun 2011," ungkap Bondan. 

Pimpinan PT. Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo mengatakan konser kolosal sepuluh ribu angklung ini merupakan bentuk pelestarian alat musik bambu khas Indonesia yang telah tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia "The Intangible Heritages" UNESCO. "Syarat untuk dapat bertahan tercatat sebagai warisan budaya UNESCO adalah warisan budaya dimaksud harus terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan. 

Jika upaya itu tidak dapat kita lakukan terus menerus, angklung bisa dicabut statusnya sebagai warisan budaya dunia. Maka itu, kita terus berupaya agar angklung tetap terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan ," katanya. 

Dalam konser kolosal angklung di Beijing China pada bulan Mei mendatang selain mengerahkan sepuluh ribu angklung, SAU juga rencananya akan mengirimkan personil sebanyak empat puluh orang untuk ikut terlibat dalam kemeriahan pesta kolosal angklung tersebut. "Selama konser kolosal angklung itu, akan dilantunkan enam hingga tujuh lagu baik lagu Indonesia maupun China, yang akrab di telinga masyarakat masing-masing kedua negara, seperti `Ayo Mama` dari Indonesia atau `Yue Liang Dai Biao Wo De Xin` lagu dari China," katanya. 

Taufik menambahkan,"Kami juga akan membawakan lagu yang agak sulit seperti lagu dari Queen. Kami ingin menunjukkan bahwa alat musik angklung mampu memainkan aransemen musik yang agak rumit,".

No comments:

Post a Comment